Mendengar kata TOEFL menjadi nightmare tersendiri bagi test-takers, terutama bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya. Hampir di semua perguruan tinggi menjadikan tes TOEFL prediksi sebagai syarat untuk yudisium. Begitu juga dengan kebijakan yang berlaku di Universitas Islam Al-Azhar dimana mahasiswa diharapkan untuk mencapai skor tertentu untuk bisa yudisium. Dengan adanya kebijakan tersebut, Universitas Islam Al-Azhar  berharap nantinya lulusan yang dihasilkan tidak hanya kompeten di bidangnya akan tetapi memiliki skill yang lain, dalam berbahasa Inggris contohnya. Sehingga dalam perjalanan penerapan kebijakan ini, mahasiswa juga diharapkan dapat tertantang untuk meningkatkan skill dalam hal tersebut.

Salah satu mahasiswa yang tertantang dengan hal tersebut adalah Dading Argantara Prasady yang meraih skor 457  dalam tes  TOEFL Prediksi pertamanya. Dading yang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum mengatakan bahwa ketika pertama kali mendengar ada tes TOEFL prediksi di kampus yang dijadikan syarat yudisium dan pengambilan ijazah, Dading sendiri merasa tertantang untuk mencapai standar skor TOEFL agar bisa yudisium. Salah satu tips dari dading adalah dengan menonton film dan mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris. Melalui film dan lagu-lagu berbahasa Inggris, dading berusaha mencari tahu dengan memilih dan memahami arti dari setiap kata-kata tersebut. Dari latihan yang konsisten seperti inilah Dading bisa mendapatkan skor 457.

Hal serupa di atas juga dialami oleh mahasiwa Fakultas Ekonomi atas nama Rozan Fahriady yang hanya sekali tes langsung lulus dengan skor 483. Rozan lahir di Mataram, 17 Januari 1993, yang salah satu hobinya adalah membaca novel. Menurutnya, Bahasa Inggris sangatlah penting karena hampir semua alat-alat elektronik mengunakan bahasa Inggris termasuk juga nama-nama makanan. Rozan mengatakan bahwa tidak ada strategi khusus yang dia lakukan, akan  tetapi mendengarkan lagu dan membaca teks berbahasa Inggris dengan konsisten akan membuat kita familiar dengan kata-kata yang digunakan. Sehingga ketika berhadapan dengan soal Tes TOEFL, kita tidak akan kesulitan karena rata-rata kata yang ada di soal reading maupun listening adalah kata-kata yang sudah familiar. Seperti kata pepatah bahwa “Alah bisa karena terbiasa”

Jadi belajar Bahasa Inggris tidak harus di kampus saja, kita bisa belajar Bahasa Inggris dengan cara yang santai seperti mendengarkan musik, menonton film, membaca novel dan lainnya. Intinya semua hal yang kita lakukan masih berkaitan dengan bahasa Inggris dan ternyata hal ini juga bisa membantu pada saat tes TOEFL Prediksi. Nah, bagi teman-teman yang ingin mempersiapkan tes TOEFL, bisa kunjungi website kami disini:
https://ulc.unizar.ac.id/toefl-preparation/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *