“Explore the World! Discover Yourself! Study Abroad!” – ANONYM.  

 

Dengan semangat memfasilitasi generasi muda pencari beasiswa di NTB, UNZAR Learning Centre (ULC) menjalankan program andalannya, Scholarship Mentoring. Artikel ini akan mengulas pelaksanaan kegiatan Scholarship Mentoring (SchoMo) Batch 5 untuk membagikan kisah-kisah inspiratif serta pengalaman berharga yang peserta dapatkan selama mengikuti mentoring.

Peluang Beasiswa yang Beragam

MATARAM – Kebutuhan akan peningkatan kualitas SDM Indonesia, sebagai langkah optimalisasi bonus demografi Indonesia, membuat pilihan beasiswa terutama tujuan luar negeri semakin beragam. Sebut saja Australia Awards Scholarship (AAS), Erasmus Mundus Scholarship (Eropa), dan yang paling popular tentu saja beasiswa LPDP (Kementerian Keuangan). Tak mau kalah, Pemerintah Provinsi NTB pun melalui skema Beasiswa NTB-nya membuka peluang beasiswa tujuan berbagai negara.
Peluang-peluang tersebut tentu saja dimanfaatkan oleh para generasi pencari beasiswa magister dan doctoral. Hal ini menjadi pangsa pasar menjanjikan bagi ULC. Dengan prinsip individualised learning dan student-centered, ULC telah mengembangkan programnya – Scholarship Mentoring yang telah mencapai batch 5 – yakni pendampingan beasiswa di mana mentees (peserta) diberikan materi dan motivasi secara tatap muka lalu dilanjutkan dengan konsultasi individu.
Terdapat 17 mentees yang tergabung sebagai peserta batch 5, dengan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi – fresh graduate S1, dosen perguruan tinggi negeri hingga PNS diberbagai instansi pemerintah. Ketika ditanya alasan mengikuti program ini, mayoritas peserta meyakini bahwa kisah sukses para alumni batch sebelumnya dapat mereka ikuti. Pasalnya, terdapat setidaknya delapan alumni SchoMo yang telah meraih beasiswa luar negeri (Testimoni alumni).

Batch 5 – Discover Yourself, ‘Sell’ Your Uniqueness
Silabus Scholarship Mentoring dikembangkan dengan tujuan membantu setiap peserta menggali potensi dan kekuatannya serta menganalisis kelemahan mereka lalu menjadikannya sebagai refleksi diri yang bermuara pada rediscovery – bahwa mengisi aplikasi beasiswa sama dengan bercermin dan memandangi bayangan sendiri, melihat sesuatu yang bahkan luput dari pandangan diri dan orang lain. Identitas ‘baru’ ini nantinya akan dijadikan acuan setiap mentees dalam menulis essay beasiswa, motivation letter, statement of purpose hingga proposal penelitian (untuk pelamar program doktoral).
Secara umum, SchoMo berbagi dalam dua tahapan yakni empat kali kelas tatap muka (berlangsung setiap hari Sabtu) yang dilanjutkan oleh bimbingan online di mana setiap peserta memiliki kesempatan empat kali konsultasi online (setara dengan 4 jam pelajaran).
Sebagai acuan pengembangan karakter, sebelum kelas pertama dimulai, para mentees diwajibkan untuk mengumpulkan Curriculum Vitae (CV) serta sample tulisan berbahasa Inggris. Selain itu, dokumen tersebut dibutuhkan dalam penyesuaian pemilihan jurusan dan topik penelitian serta tingkat pengetahuan sistematika penelitian. “Saya merasa menemukan versi baru diri saya. Dalam menulis essay beasiswa dengan bimbingan para mentor, saya terbuai dalam menina-bobokan diri akan kepingan identitas dan cerita yang saya lupakan namun menjadi milestone saya menulis”, jelas Rima, salah satu peserta.
Kelas tatap muka secara khusus membahas strategi-strategi pemilihan jurusan, universitas serta topik penelitian yang sesuai dengan kebutuhan NTB kelak serta menjadi sector prioritas pemberi beasiswa. Bahwa melamar beasiswa tak melulu tentang ‘apa yang saya mau’, namun lebih dari itu, memilih jurusan dan topik penelitian adalah penyesuaian potensi diri terhadap kebutuhan pengembangan SDM NTB ke depan. Simply, Think Globally, Act Locally, berpikir global namun dengan aksi dimulai pada tingkat lokal,individual, dan sederhana. Selanjutnya, pada tahap online one-on-one consultation, peserta mengunggah dokumen-dokumen beasiswa yang dibutuhkan dan para mentors memberikan feedback baik terkait esensi/isi aplikasi peserta maupun grammatical accuracy (ketepatan tata bahasa) yang mereka gunakan.
Nabiel, akuntan muda alumni Universitas Mataram menilai “proses penyusunan essay beasiswa membuat saya seolah-olah seperti kupu-kupu yang bermetamorfosis. Saya sangat menikmati setiap fase itu, hingga akhirnya saya merasa layak terbang tinggi mengejar mimpi”. Adapun Handa, seorang dosen PNS mengibaratkan penulisan proposal doktoralnya seolah-olah gundukan bukit yang sulit ia daki sebelumnya. “Mengikuti Scholarship Mentoring ini membuat saya menemukan jati diri saya dari kacamata seorang peneliti tanaman obat”, tambahnya.

Where from Here
Timeline scholarship mentoring batch 5, Maret hingga Mei 2021, disesuaikan dengan tenggang waktu pengisian aplikasi beasiswa Australia Awards Scholarship (beasiswa pertama yang dibuka awal tahun ini). Sehingga, sesuai dengan target pembelajaran yang telah ditetapkan, 90% peserta mentoring berhasil mengirimkan aplikasi magister dan doctoral mereka. Kini, mereka tengah menunggu email notifikasi hasil seleksi berkas yang selanjutnya akan dilanjutkan ke tahap Joint Selection Team (JST) yang terdiri dari wawancara, tes IELTS (the International English Language Testing System) dan persentasi proposal penelitian (untuk pelamar doctoral dan program master by research). Melihat kualitas essay dan proposal riset yang dihasilkan peserta selama bimbingan, ULC pun mendorong para mentees untuk menjadikan dokumen-dokumen tersebut menjadi acuan bahan pengisian aplikasi beasiswa lainnya terutama beasiswa LPDP dan beasiswa NTB.

Dear Mentees,
Selamat berproses dan terima kasih telah mempercayakan ULC sebagai the Road Less Traveled kalian dalam mengumpulkan mozaik mimpi. See you all on the pinnacle of the Everest.
There will be obstacles.
There will be doubters.
There will be mistakes.
But with hard work, there are no limits.
—Michael Phelps (Swimmer)—

 

Sharing session dengan awardee beasiswa AAS dan LPDP yang merupakan alumni dari Scholarship Mentoing

 

Penyerahan sertifikat kepada narasumber

 

Diskusi Penulisan compelling introduction untuk essay beasiswa
Penyerahan sertifikat kepada narasumber
Salah satu tutor menjelaskan materi penulisan essay
Peta Konsep penulisan draft essay
One-on-one consultation sebelum peserta mengumpulkan aplikasi beasiswa
Analisis contoh statement of purpose beasiswa AAS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *