Peran orang tua dalam proses pendidikan anak sangat krusial. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa partisipasi aktif orang tua berbanding lurus dengan prestasi akademik dan non-akademik siswa. Bahkan menurut studi yang dilakukan oleh Harvard Family Research Project’s (HFRP), sekolah yang baik adalah sekolah yang memberikan tempat bagi orang tua untuk terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka. Namun bagaimana jika anak dan orang tua malah selalu bertemu di lingkup yang sama, singkatnya sama-sama menjadi mahasiswa? Kisah menarik ini dimiliki oleh Fadila Maulidina Yordani dan Yemi Yordani, sang ayah, dalam meraih gelar sarjana di Universitas Islam Al-Azhar. ULC merangkum kisah inspiratif perjuangan duo ayah dan anak ini dari kacamata sang anak.
Fadila dan Pak Yemi bersama keluarga
MATARAM – Bertahun-tahun yang lalu, saya pernah menonton film The Pursuit of Happiness yang dibintangi Will Smith dan anaknya, Jayden Smith – kisah perjuangan seorang ayah dan anak dalam meraih kesuksesan. Entah kenapa, film yang berdasarkan kisah nyata ini mengusik dan beresonansi dengan beberapa filamen kehidupan saya dan bapak. Ia yang bernama Yemi Yordani dan ibu kami, Suryani, adalah dua sosok terbaik yang Tuhan kirimkan untuk saya dan kedua adik saya. Sejak lama, kedua orang tua saya mengajarkan kami arti kolaborasi sebenarnya. Adalah kantor Balai Wilayah Sungai PU Pengairan Gerimax Indah, saksi bisu perjuangan mereka – bapak yang tercatat sebagai pegawai kantor tersebut dan ibu yang berjualan di kantin kantor dan kini ditambah saya yang mengikuti jejak bapak, bekerja sebagai pegawai di sana. Kami bertiga, melihat dinamika hidup dari sela-sela jendela kantor yang sama.
Memutuskan Kuliah Bersama
Kami memutuskan untuk berkuliah di kampus yang sama dengan mempertimbangkan beberapa alasan. Utamanya karena saya dan bapak bisa berangkat bersama, meski tak bisa setiap hari dikarenakan kami ditempatkan di divisi berbeda. Selain itu, kami mendapatkan rekomendasi beberapa kolega kantor yang merupakan alumni UNIZAR – fleksibilitas waktu dan fasilitas yang memadai menjadi daya tarik utama.
Memilih program studi Ekonomi Pembangunan, saya berpikir untuk menajamkan ilmu marketing saya yang kala itu bertugas sebagai bendahara kantor. Tentu di samping hobi saya menjual berbagai produk secara online, termasuk kue dan makanan yang saya buat sendiri. Adapun bapak, beliau memilih jurusan Ilmu Hukum dengan berbagai pertimbangan beliau termasuk atas arahan atasan kami di kantor.
Pengalaman Menarik Berkuliah Bersama
Tak banyak yang tahu bahwa kami adalah bapak dan anak. Pernah suatu ketika, tatkala mengikuti program KKN, lagi-lagi kami ditakdirkan untuk berdampingan yakni berada pada kelompok KKN yang sama. Namun begitu, disamping tak banyak yang menaruh perhatian di nama belakang saya dan bapak (Yordani), kami pun tak melulu menunjukkan ‘gerak-gerik’ interaksi seorang ayah dan anak. KKN pun usai, anggota kelompok kami tetap tak tahu menahu siapa kami. Hingga akhirnya, beberapa anggota kelompok KKN yang berkunjung ke rumah kami mulai tersadar ‘SIAPA’ dan ‘APA” kami ini – melihat saya dan bapak sibuk menjamu beramah-tamah sebagai tuan rumah.
Menempuh Tes TOEFL Sebagai Prasyarat Yudisium
Tak terlalu berbeda dengan hari-hari lainnya, pagi hari menjelang tes saya jalankan senormal mungkin; mulai dari mempersiapkan sarapan untuk kami sekeluarga, menyapu halaman rumah dan menyiapkan pakaian yang akan dikenakan saat tes. Seperti sedia kala, bapak adalah sosok yang disiplin dan bersungguh-sungguh dalam melakukan hal apapun. Beliau sedari pagi di hari tes telah bersiap-siap dengan kendaraan dan bermacam alat tulis dan kartu pengenal yang harus kami bawa. Bahkan, saya yang kadang masih berpenat dengan pekerjaan kantor ini pernah lupa membawa alat tulis ketika tes TOEFL berlangsung. Beruntung bapak, selalu membawa alat tulis cadangan, meminjamkan pensil dan pulpen.
Where from Here?
Tak banyak yang saya targetkan setelah lulus dari UNIZAR. Yang paling pertama dan utama adalah menerapkan ilmu yang kami dapatkan di kampus ke dunia kerja kami. Untuk saya pribadi, ilmu marketing dan manajemen yang saya dapatkan akan sangat berguna untuk meningkatkan kapasitas saya berwirausaha – meningkatkan income dan menambah pelanggan.
Terimakasih UNIZAR dan ULC yang telah memberikan kesempatan untuk berbagi sedikit kisah kami. Tak banyak yang bisa kami ceritakan, namun semoga dapat bermanfaat bagi mereka yang menemukan inspirasi dari kisah ini. Untuk saya dan Bapak, bagi kami UNIZAR adalah bagian dari salah satu bilik-bilik kehidupan yang Tuhan hadirkan untuk kami berdua tempati bersama. Sebuah bilik yang kelak dapat kami kenang bersama.